RSS

Tangis mu adalah kasih mu untuk ku, Ibu

Judul gambar : "kala sepi"
Media : water colour on paper/2010

Bukan hidup namanya jika tidak ada cobaan. Tidak akan kita menjadi dewasa jika Tuhan tidak memberikan cobaan. Sampai kau menangis, sampai kau berdarah, kau harus memiliki keputusan. Keputusan untuk pilihan hidup kita. Kasih yang paling tulus adalah kasih seorang ibu. Orang tua kita membesarkan kita sampai sekarang ini. Berapa biji nasi yang telah orang tua berikan, tak kan mau mereka menerima balas budi kita. Karena mereka tulus membahagiakan kita. Pernahkah kau melihat ayahnda atau ibunda mu menangis dalam sujudnya? Pernahkah kau melihat ayahnda atau ibunda mu menangis dalam panjatan doanya pada Allah guys? Pernahkah kau diam-diam mendengar doa ayahnda atau ibunda mu di kala malam sunyi? sekali kali dengarkanlah mereka berdoa. Hati mu akan bergetar guys. Engkau takkan kuasa menahan air mata mu jika kau telah tahu doa mereka pada kita. Tentu saja mereka menginginkan kita menjadi pribadi yang baik.



Pernahkah kau mengecewakan orang tua mu? Mereka membiayai hidup kita dengan keringat mereka. Sedangkan kita kadang kala hanya santai-santai duduk atau nonton tv atau bermain. Mereka membiayai hidup kita tetapi kadang kala kita meminta di luar kemampuannya. Kadang kala kita mengecewakannya. Kita mengecewakan mereka dengan memberikan nilai atas prestasi kita yang buruk. Mereka kecewa ketika kita tidak mau belajar dan lain sebagainya. Pernahkah kau membayangkan kau melihat orang tua mu berbaring di rumah sakit? Mereka sudah tidak bekerja. Uang hasil keringatnya untuk membiayai biaya perawatan dan kau mempunyai tabungan sedikit. Jika yang terjadi seperti itu masih bisakah kau bersenang2 bersama teman2 mu, bersama pacar mu, bersama sahabat mu? Kau akan terdiam, pikiran mu kadang menjadi kosong, pikiran mu kadang berkhayal "aku tidak ingin keadaan menjadi lebih parah".

Coba kau bayangkan sekarang kau hanya mempunyai seorang ibu dan mendapatinya berbaring di rumah sakit. Dia menginginkan kau menungguinya tetapi kau tidak kuat melihat raut wajahnya. Kau menyendiri, menangis di sudut malam hening dengan perut melilit. Kau akan dapati hari esok mu tanpa semangat, kau akan dapati hari esok mu dengan perut perih menahan lapar lagi, kau akan dapati hari esok mu enggan bermain lagi dengan teman2 mu. Dan bertambahnya hari, ketika ibu mu belum pulang menyiapkan makanan yang enak untuk mu, kau akan teringat bagaimana ibunda mu berdoa pada Tuhan. Engkau adalah anak yang diharapkannya. Engkaulah anak dalam impiannya. Engkau akan teringat itu. Engkau akan menangis. Engkau akan menangis.

Ibuuu... aku tidak akan bilang tidak ketika kau bertanya tentang impian mu yang juga impian ku walau sesungguhnya aku tak mampu mewujudkannya karena aku lebih tak mapu untuk melihatmu menangis. Dan maafkan aku ibu sampai di umur ku yang 19th ini aku belum memberikan sesuatu yang berarti. Semoga lekas sembuh ibuu, buatkan aku makanan enak lagi....

0 komentar:

Posting Komentar